resensi novel edensor
ANALISIS
NOVEL
Karya ANDREA
HIRATA


Judul
Buku : Edensor (Tetralogi
Laskar Pelangi)
Pengarang : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang
Kota
Terbit : Yogyakarta
Tahun
Terbit : 2008
Tebal
Buku : 20.5 cm
Jenis
Kertas : -
Tebal
Halaman : 290 halaman
Harga
Buku : -
SINOPSIS “Edensor”
Selulus SMA
Ikal dan Arai memutuskan untuk merantau ke Jawa. Wawancara dari satu tempat ke
tempat lain mereka lalui. Sampai akhirnya Ikal diterima bekerja di kantor pos
sambil kuliah, dan Arai merantau ke Kalimantan, bekerja dan kuliah disana.
Nasib Ikal lebih baik di banding Arai, Ikal menjabat sebagai Pengatur Muda
Pos yang berwenang mencairkan wesel. Sampai akhirnya Ikal dan Arai
berhasil menyelesaikan kuliah dan mengikuti tes beasiswa S2 ke Eropa. Dan
kemudian Ikal memutuskan berhenti dari pekerjaannya di Kantor pos. Sampai suatu
saat ketika mereka sedang berada di Belitong, mereka menerima surat pengumuman
tes beasiswa itu dari Dr. Michaela Woodword, Ikal dan Arai berhasil mendapatkan
beasiswa itu. Ketika Ikal dan Arai akan pergi, Arai berusaha menghubungi Zakiah
Nurmala, cinta bertepuk sebelah tangannya untuk pamitan. Namun Zakiah seperti
waktu SMA, tak membalas surat Arai. Begitupun Ikal ia merindukan sosok A Ling
yang ia tidak tahu dimana keberadaannya.
Setelah dari
Belanda Ikal dan Arai meluncur ke Belgia dengan kereta, Brugge adalah tempat
yang dituju. Famke menyuruh Ikal menemui Simon Van der Wall (seorang pemilik kos).
Disana Ikal dan Arai berpisah dengan Famke yang harus kembali ke Amsterdam. Ikal
dan Arai memasuki halaman dan tertegun didepan pintu yang membingungkan. Tak
ada bel. Yang ada, disamping pintu, hanya deretan kotak kecil, nomor-nomor
lantai gedung, tombol-tombol, speaker, dan label nama. Dan Ikal memencet tombol
berlabel Van Der Wall, setelah dibingungkan dengan pintu otomatis ini, akhirnya
Ikal dan Arai bisa masuk, mereka menuju lantai 3 menemui Van Der Wall. Simon
tinggi besar, santai tapi angker. Karena mereka datang hari minggu dan bukan
hari kerja, maka mereka tidak bisa tinggal di apartemen itu. Mereka pun
meninggalkan gedung yang tak bersahabat itu.
Di Brugge, semua
bangunan tertutup, tak seorangpun keluar rumah. Mereka tak tahu kalau ini
dilakukan untuk mengantisipasi situasi suhu yang akan drop secara ekstrem malam
nanti. Tapi Ikal dan Arai malah berkeliaran di alam terbuka. Arai membeli lilin
di sebuah kios kecil yang kemudian langsung tutup. Di ujung jalan Ikal dan Arai
menemukan bangku kosong, mereka duduk dibawah naungan kanopi. Hujan salju makin
lebat. Malam makin larut, pukul dua pagi Arai mengeluarkan termometer dan
menunjukan minus sembilan derajat celcius. Arai dan Ikal duduk berpelukan,
lengket, mengerut, dan menggigil hebat. Disinilah Ikal merasakan keganjilan
dalam dirinya, ia tak merasakan kepalanya, kemudian lehernya terasa tercekik, fikirnya
inikah serangan maut?! Darah tumpah dari rongga hidungnya. Arai membuka
syalnya, melilitkannya dileher Ikal. Arai membuka koper dan mengeluarkan semua
pakaian dan membalutkannya berlapis-lapis ditubuh Ikal. Tiba-tiba Arai
menggendong Ikal menuju pohon-pohon Roman. Ikal ditidurkan di tanah, dibawah
rimbunan dedaunan roman. Ternyata Arai meniru cara tentara Rusia bertahan di
musim salju. Kesadaran Ikal pun sedikit demi sedikit berangsur pulih. Ikal
takjub menatap Arai.
Ikal dan Arai
pun berangkat ke Prancis dan tiba di terminal bus Gallieni, mereka bergegas
menuruni tangga yang curam menuju metro, mereka pun menaiki metro, penumpangnya
pun masih beberapa gelintir saja, setelah sampai di stasiun Trocadero, mereka
berjalan menyusuri lorong dan pelan-pelan menaiki anak tangga. Arai berjalan
didepan, tiba-tiba ia memekik “subhanallah”. Mereka terpaku melihat sosok hitam
samar-samar dibalut kabut,tinggi perkasa menjulang. Menara Eiffel laksana
nyonya besar. Mereka mendekati Eiffel, disentuhnya Eiffel. Sebuah mimpi yang
menjadi kenyataan.
Anggun
C Sasmi
Paris selalu memberikan kejutan yang menyenangkan. Pulang
kuliah sore Ikal dan Arai iseng mengunjungi toko musik, mereka merasa senang
sekali karena diantara deretan CD musisi dunia tampak album Anggun C. Sasmi
dengan lagu yang dibawakan dalam bahasa Prancis. Anggun membuat mereka bangga
menjadi orang Indonesia. Semua orang mengenal Anggun.
Setelah di
Olovyannaya, Ikal dan Arai melanjutkan perjalanan ke tanah Parsi : Iran, tak
jauh dari sebelah timur adalah Mongolia yang sungguh menggoda. Kemudian mereka
melanjutkan perjalanan ke Yunani dan mereka bergelimangan uang disini. Namun
nasib berbalik mereka alami di Balkan(Bosnia, Serbia, dan sekitarnya), disana
jangankan mengapresiasi seni, mereka bahkan masih trauma dengan peluru yang
baru saja berdesing dari kepala mereka. Dan merekapun kembali miskin disini.
Sesampai di
Paris mereka kembali mengerjakan rutinitas kuliah mereka. Namun suatu hari
rutinitas itu terpecah. Katya menelpon Ikal dan menyuruhnya segera ke kampus.
Tiba dikampus Ikal melihat Arai digotong, hidungnya berdarah, ia masuk ICU.
Arai terserang Asthma Bronchiale. Dan penyakit ini pula yang dulu
merenggut nyawa ayahnya di usia muda. Akhirnya Arai harus dipulangkan ke
Indonesia, Ikal merasa sedih akan berpisah dengan Arai. Hari demi hari Ikal
lalui dengan menyibukan diri dengan risetnya. Tiba tiba Maurent memanggil Ikal
dan mengabarkan Prof Turnbull akan pensiun dan pulang kampung ke Sheffield
Inggris, dan mengabarkan kalau tak ingin kehilangan waktu, Ikal harus mengikuti
exchange program, pindah ke Sheffield Hallam University.
Bus merayap,
Ikal semakin dekat dengan desa yang dipagari tumpukan batu bulat berwarna
hitam. Ikal bergetar menyaksikan jauh dibawah sana, rumah-rumah penduduk
berselang seling. Ikal merasa menembus lorong waktu dan terlempar dalam negeri
khayalan yang telah lama hidup dalam hatinya. Kemudia Ikal bergegas meminta
sopir berhenti. Ikal kembali teringat akan keindahan tempat ini selama belasan
tahun, dan tiba-tiba tersintesa persis di depan matanya. Kemudian Ikal bertanya
kepada seorang ibu untuk memberi tahu nama tempat ini. Kemudian ibu itu
menjawab. “sure, it’s Edensor…”
Unsur-Unsur
Intrinsik
Tema :
Menceritakan tentang pencarian diri dan cinta.
Amanat : –
Bila kita ingin mengapai cinta dan atau mempunyai mimpi, maka kita harus
memperjuangkan mimpi tersebut dan berusaha pantang menyerah untuk meraihnya.
– Novel ini mengingatkan kita bahwa
menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tidak ada hal yang sekecil
apa pun terjadi karena kebetulan.
– Mengingatkan bahwa
kenakalan-kenakalan masa kecil kita, pada suatu saat akan menimpa kita kembali /
kita akan menuai karma.
Alur :
Alur campuran (alur maju mundur ).
Tokoh :
- Andrea
/ Ikal (Tokoh utama dalam novel ini, ia sangat berani mencapai mimpi
masa kecilnya, pribadinya sangat keras).
- Ayah
Ikal (sabar, pendiam penyayang dan sangat bijaksana)
- Weh
(pintar berlayar dan pandai membaca rasi bintang dan menentukan arah mata
angin).
- Taikong
Hamin (ustadz, pengurus masjid)
- Ibu
Ikal (Penyayang, keras kepala)
- A
Ling (cinta pertama ikal)
- Arai
(penyayang, gigih / pantang menyerah, cerdas)
- Zakiah
Nurmala (Cinta pertama Arai yang selalu menolak cinta Arai)
- Ms.
Famke Somers (cantik,baik dan bertanggung jawab)
- Simon
Van Der Wall (pemilik kost, tega / tidak perduli pada nasib orang lain)
- Dr.
Michaella Woodward (seorang doktor ekonomi yang sangat cemerlang, dan
bertanggung jawab)
- Erika
Ingeborg (Asisten Dr. Woodward yang tegas dan bertanggung jawab)
- Teman
Kuliah Andrea dan Ikal (Naomi Stansfield, Townsend, Marcus Holdvessel, Christian
Diedrich, Katya Kristanaema, Saskia, Marike, Abraham Levin, Y’hudit Oxxenberg,
Yoram Ben Mazuz, Becky Avshalom, Charolete Gastonia, Sylvie Laborde, Jean
PierreMinot, Sebastian Delbonnel, Liu Hyuu Wong, Heidy Ling, Deborah Oh,
Hawking Kong, MVRC Manoj, Pablo Arian Gonzales, Ninochka Stronovsky,
Alesandro D’Archy).
- Maurent
LeBlanch (seorang yang terpelajar dan bertanggungjawab)
- Toha
(Orang Indonesia di Crainova, Rumania seorang pembasmi kecoa, baik).
- Oruzgan
Mourad Karzani (seorang Imam masjid afganistan di Gmunden / sangat
bersahaja dan pahlawan besar Balloch yang menumbangkan resismen Tentara
Merah )
- Prof.
Turnbull (dosen Ikal yang sudah sepuh)
Sudut Pandang :
penulis sebagai pelaku utama
Setting : Paris, Belanda, Sheffield Hallam University, Indonesia,
Belitong, Rumania, Yunani, Prancis, Brugge, Iran, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan,
Belgia.
Suasana : menegangkan dan menegangkan – saat Arai dikabarkan masuk
ICU dan menderita penyakit yang sama dengan ayahnya yang harus dibawa pulang ke
Indonesia.
Perwatakan : - Ikal : watak keras, tapi optimistis
- Arai
: baik, pintar, penyayang
- Tokoh
lainnya : tritagonis
Komentar : novelnya bagus karena berseri, jadi ada lanjutan ceritanya
sampai akhirnya benar-benar tamat, gaya bahasa lebih agak ke melayu sedikit
jadi agak sulit dimengerti.