resensi novel edensor

ANALISIS NOVEL
Karya ANDREA HIRATA
http://www.mediakampus.com/wp-content/uploads/2011/02/novel-edensor.jpg




















IDENTITAS BUKU

Judul Buku                  : Edensor (Tetralogi Laskar Pelangi)
Pengarang                   : Andrea Hirata
Penerbit                       : Bentang
Kota Terbit                  : Yogyakarta
Tahun Terbit                : 2008
Tebal Buku                  : 20.5 cm
Jenis Kertas                 : -
Tebal Halaman            : 290 halaman
Harga Buku                 : -














SINOPSIS “Edensor”

Selulus SMA Ikal dan Arai memutuskan untuk merantau ke Jawa. Wawancara dari satu tempat ke tempat lain mereka lalui. Sampai akhirnya Ikal diterima bekerja di kantor pos sambil kuliah, dan Arai merantau ke Kalimantan, bekerja dan kuliah disana. Nasib Ikal lebih baik di banding Arai, Ikal menjabat sebagai Pengatur Muda Pos yang berwenang mencairkan wesel. Sampai akhirnya Ikal dan Arai berhasil menyelesaikan kuliah dan mengikuti tes beasiswa S2 ke Eropa. Dan kemudian Ikal memutuskan berhenti dari pekerjaannya di Kantor pos. Sampai suatu saat ketika mereka sedang berada di Belitong, mereka menerima surat pengumuman tes beasiswa itu dari Dr. Michaela Woodword, Ikal dan Arai berhasil mendapatkan beasiswa itu. Ketika Ikal dan Arai akan pergi, Arai berusaha menghubungi Zakiah Nurmala, cinta bertepuk sebelah tangannya untuk pamitan. Namun Zakiah seperti waktu SMA, tak membalas surat Arai. Begitupun Ikal ia merindukan sosok A Ling yang ia tidak tahu dimana keberadaannya.
Setelah dari Belanda Ikal dan Arai meluncur ke Belgia dengan kereta, Brugge adalah tempat yang dituju. Famke menyuruh Ikal menemui Simon Van der Wall (seorang pemilik kos). Disana Ikal dan Arai berpisah dengan Famke yang harus kembali ke Amsterdam. Ikal dan Arai memasuki halaman dan tertegun didepan pintu yang membingungkan. Tak ada bel. Yang ada, disamping pintu, hanya deretan kotak kecil, nomor-nomor lantai gedung, tombol-tombol, speaker, dan label nama. Dan Ikal memencet tombol berlabel Van Der Wall, setelah dibingungkan dengan pintu otomatis ini, akhirnya Ikal dan Arai bisa masuk, mereka menuju lantai 3 menemui Van Der Wall. Simon tinggi besar, santai tapi angker. Karena mereka datang hari minggu dan bukan hari kerja, maka mereka tidak bisa tinggal di apartemen itu. Mereka pun meninggalkan gedung yang tak bersahabat itu.
Di Brugge, semua bangunan tertutup, tak seorangpun keluar rumah. Mereka tak tahu kalau ini dilakukan untuk mengantisipasi situasi suhu yang akan drop secara ekstrem malam nanti. Tapi Ikal dan Arai malah berkeliaran di alam terbuka. Arai membeli lilin di sebuah kios kecil yang kemudian langsung tutup. Di ujung jalan Ikal dan Arai menemukan bangku kosong, mereka duduk dibawah naungan kanopi. Hujan salju makin lebat. Malam makin larut, pukul dua pagi Arai mengeluarkan termometer dan menunjukan minus sembilan derajat celcius. Arai dan Ikal duduk berpelukan, lengket, mengerut, dan menggigil hebat. Disinilah Ikal merasakan keganjilan dalam dirinya, ia tak merasakan kepalanya, kemudian lehernya terasa tercekik, fikirnya inikah serangan maut?! Darah tumpah dari rongga hidungnya. Arai membuka syalnya, melilitkannya dileher Ikal. Arai membuka koper dan mengeluarkan semua pakaian dan membalutkannya berlapis-lapis ditubuh Ikal. Tiba-tiba Arai menggendong Ikal menuju pohon-pohon Roman. Ikal ditidurkan di tanah, dibawah rimbunan dedaunan roman. Ternyata Arai meniru cara tentara Rusia bertahan di musim salju. Kesadaran Ikal pun sedikit demi sedikit berangsur pulih. Ikal takjub menatap Arai.
Ikal dan Arai pun berangkat ke Prancis dan tiba di terminal bus Gallieni, mereka bergegas menuruni tangga yang curam menuju metro, mereka pun menaiki metro, penumpangnya pun masih beberapa gelintir saja, setelah sampai di stasiun Trocadero, mereka berjalan menyusuri lorong dan pelan-pelan menaiki anak tangga. Arai berjalan didepan, tiba-tiba ia memekik “subhanallah”. Mereka terpaku melihat sosok hitam samar-samar dibalut kabut,tinggi perkasa menjulang. Menara Eiffel laksana nyonya besar. Mereka mendekati Eiffel, disentuhnya Eiffel. Sebuah mimpi yang menjadi kenyataan.
Anggun C Sasmi
Paris selalu memberikan kejutan yang menyenangkan. Pulang kuliah sore Ikal dan Arai iseng mengunjungi toko musik, mereka merasa senang sekali karena diantara deretan CD musisi dunia tampak album Anggun C. Sasmi dengan lagu yang dibawakan dalam bahasa Prancis. Anggun membuat mereka bangga menjadi orang Indonesia. Semua orang mengenal Anggun.
Setelah di Olovyannaya, Ikal dan Arai melanjutkan perjalanan ke tanah Parsi : Iran, tak jauh dari sebelah timur adalah Mongolia yang sungguh menggoda. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke Yunani dan mereka bergelimangan uang disini. Namun nasib berbalik mereka alami di Balkan(Bosnia, Serbia, dan sekitarnya), disana jangankan mengapresiasi seni, mereka bahkan masih trauma dengan peluru yang baru saja berdesing dari kepala mereka. Dan merekapun kembali miskin disini.
Sesampai di Paris mereka kembali mengerjakan rutinitas kuliah mereka. Namun suatu hari rutinitas itu terpecah. Katya menelpon Ikal dan menyuruhnya segera ke kampus. Tiba dikampus Ikal melihat Arai digotong, hidungnya berdarah, ia masuk ICU. Arai terserang Asthma Bronchiale. Dan penyakit ini pula yang dulu merenggut nyawa ayahnya di usia muda. Akhirnya Arai harus dipulangkan ke Indonesia, Ikal merasa sedih akan berpisah dengan Arai. Hari demi hari Ikal lalui dengan menyibukan diri dengan risetnya. Tiba tiba Maurent memanggil Ikal dan mengabarkan Prof Turnbull akan pensiun dan pulang kampung ke Sheffield Inggris, dan mengabarkan kalau tak ingin kehilangan waktu, Ikal harus mengikuti exchange program, pindah ke Sheffield Hallam University.
Bus merayap, Ikal semakin dekat dengan desa yang dipagari tumpukan batu bulat berwarna hitam. Ikal bergetar menyaksikan jauh dibawah sana, rumah-rumah penduduk berselang seling. Ikal merasa menembus lorong waktu dan terlempar dalam negeri khayalan yang telah lama hidup dalam hatinya. Kemudia Ikal bergegas meminta sopir berhenti. Ikal kembali teringat akan keindahan tempat ini selama belasan tahun, dan tiba-tiba tersintesa persis di depan matanya. Kemudian Ikal bertanya kepada seorang ibu untuk memberi tahu nama tempat ini. Kemudian ibu itu menjawab. “sure, it’s Edensor…”





Unsur-Unsur Intrinsik
Tema              : Menceritakan tentang pencarian diri dan cinta.
Amanat          : – Bila kita ingin mengapai cinta dan atau mempunyai mimpi, maka kita harus  memperjuangkan mimpi tersebut dan berusaha pantang menyerah untuk meraihnya.
– Novel ini mengingatkan kita bahwa menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tidak ada hal yang sekecil apa pun terjadi karena kebetulan.
– Mengingatkan bahwa kenakalan-kenakalan masa kecil kita, pada suatu saat akan menimpa kita kembali / kita akan menuai karma.
Alur                : Alur campuran (alur maju mundur ).
Tokoh             :
  1. Andrea / Ikal (Tokoh utama dalam novel ini, ia sangat berani mencapai mimpi masa  kecilnya, pribadinya sangat keras).
  2. Ayah  Ikal (sabar, pendiam penyayang dan sangat bijaksana)
  3. Weh (pintar berlayar dan pandai membaca rasi bintang dan menentukan arah mata angin).
  4. Taikong Hamin (ustadz, pengurus masjid)
  5. Ibu Ikal (Penyayang, keras kepala)
  6. A Ling  (cinta pertama ikal)
  7. Arai (penyayang, gigih / pantang menyerah, cerdas)
  8. Zakiah Nurmala (Cinta pertama Arai yang selalu menolak cinta Arai)
  9. Ms. Famke Somers (cantik,baik dan bertanggung jawab)
  10. Simon Van Der Wall (pemilik kost, tega / tidak perduli pada nasib orang lain)
  11. Dr. Michaella Woodward (seorang doktor ekonomi yang sangat cemerlang, dan bertanggung jawab)
  12. Erika Ingeborg (Asisten Dr. Woodward yang tegas dan bertanggung jawab)
  13. Teman Kuliah Andrea dan Ikal (Naomi Stansfield, Townsend, Marcus Holdvessel, Christian Diedrich, Katya Kristanaema, Saskia, Marike, Abraham Levin, Y’hudit Oxxenberg, Yoram Ben Mazuz, Becky Avshalom, Charolete Gastonia, Sylvie Laborde, Jean PierreMinot, Sebastian Delbonnel, Liu Hyuu Wong, Heidy Ling, Deborah Oh, Hawking Kong, MVRC Manoj, Pablo Arian Gonzales, Ninochka Stronovsky, Alesandro D’Archy).
  14. Maurent LeBlanch (seorang yang terpelajar dan bertanggungjawab)
  15. Toha (Orang Indonesia di Crainova, Rumania seorang pembasmi kecoa, baik).
  16. Oruzgan Mourad Karzani (seorang Imam masjid afganistan di Gmunden / sangat bersahaja dan pahlawan besar Balloch yang menumbangkan resismen Tentara Merah )
  17. Prof. Turnbull (dosen Ikal yang sudah sepuh)
Sudut Pandang          : penulis sebagai pelaku utama
Setting            : Paris, Belanda, Sheffield Hallam University, Indonesia, Belitong, Rumania, Yunani, Prancis, Brugge, Iran, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Belgia.
Suasana          : menegangkan dan menegangkan – saat Arai dikabarkan masuk ICU dan menderita penyakit yang sama dengan ayahnya yang harus dibawa pulang ke Indonesia.
Perwatakan   : - Ikal : watak keras, tapi optimistis
-    Arai : baik, pintar, penyayang
-    Tokoh lainnya : tritagonis


Komentar       : novelnya bagus karena berseri, jadi ada lanjutan ceritanya sampai akhirnya benar-benar tamat, gaya bahasa lebih agak ke melayu sedikit jadi agak sulit dimengerti.

Postingan populer dari blog ini

DINAMIKA KETATANEGARAAN RI