contoh tugas analisis sosial kristen

Tugas Pendidikan Agama Kristen

Shalom, Damai Sejahtera menyertai kita semua
Nama saya Meinar Heidin Ekarisni. Dengan arti seorang anak perempuan yang lahir di bulan kelima dengan kasih Tuhan dilahirkan dengan perjuangan yang hebat dan diharapkan dapat tumbuh menjadi anak yang berhati mulia dan melakukan pekerjaan Tuhan yang hebat. Saya tumbuh dan dibesarkan di keluarga yang sudah percaya Kristus, diajarkan sejak kecil tentang Tuhan, kasihNya dan ajaran-ajaranNya sehingga perkataan Tuhan sudah tertanam sejak kecil. Saya dibaptis pada saat kelas 5 SD. Panggilan itu saya dapatkan setelah saya mengikuti Survival Camp Anak Cluster Eirene. Saya dibaptis dengan nama Eunike yang artinya berasal dari keluarga yang sudah percaya pada Tuhan.
Eunike berasal dari kata Yunani yang artinya kemenangan, kesuksesan, keberhasilan. Salah satu kesuksesannya adalah keberhasilannya mendidik Timotius anaknya dalam iman yang kokoh (2 Tim.5:1).  Eunike mengingatkan kita bahwa kesuksesan tidak hanya dalam soal pendidikan, karir dan pekerjaan tetapi juga dalam hal mendidik anak-anak kita dalam iman yang teguh.  Riwayat kehidupan ibu Eunike yaitu ia menikah dengan seorang Yunani yang belum percaya pada Tuhan tapi bisa mengajarkan Kristen pada anaknya Timotius. Eunike dan ibunya Lois menjadi panutan Timotius untuk bisa melayani bersama-sama Paulus sebagai kawan sekerja dan sepelayanan di kotanya.
Visi saya berasal dari penjelasan di atas yaitu melakukan segala sesuatu untuk kemuliaan nama Tuhan bukan untuk manusia (Kolose 3 : 23) “Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” Saya percaya dan yakin, apapun yang saya lakukan jika saya mengerjakan segala sesuatu dengan segenap hati – tidak bersungut-sungut atau mengharapkan imbalan setelahnya – seperti saya melakukan untuk Tuhan, pasti nama Tuhan semakin dimuliakan.
Misi saya berkaitan dengan visi saya tetapi hal yang bisa saya jadikan sebagai misi saya adalah dari hal apa yang saya sukai yaitu anak-anak dan kartun. Cita-cita saya adalah sebagai animator, meskipun saya juga berminat untuk menjadi penulis ataupun sutradara. Ini adalah langkah awal saya untuk bisa melayani Tuhan lebih lagi. Cita-cita ini saya temukan pada saat saya mengisi buku My Plant For Tomorrow (Rencana Masa Depan) dari Compassion – yayasan sponsorship anak Kristen yang di Indonesia pusatnya di Bandung – di kelas kerohanian usia 10-12 tahun di PPA (Pusat Pengembangan Anak) di Gereja Baptis Indonesia Karanganyar Gunung, Semarang. Saya dan teman-teman dibukakakan hati dan pikiran kami kalau kita hidup tujuannya itu untuk apa dan bagaimana kita harus menggunakannya untuk kemuliaan Tuhan.
Saya ingin menjadi animator karena saya menyukai kartun dan anak-anak kecil seperti Yesus yang mengasihi anak-anak (Matius 19 : 14). Yang melatarbelakangi saya untuk menjadi animator adalah perkembangan jaman yang berakibat pada tayangan televisi. Hal yang sering kita lihat adalah tayangan pada televisi. Pada era globalisasi ini, tontonan yang ada justru tidak memberikan hal-hal yang baik bagi kita. Kabar berita yang disiarkan justru tidak menyiarkan hal-hal yang baik,drama kehidupan tidak selayaknya ada seperti di kehidupan sehari-hari malah lebih ekstrim dari yang ada di keadaan nyata, tontonan untuk anak-anak tidak sesuai dengan perkembangan umurnya. Inilah yang menjadi sorotan saya untuk bisa mengembalikan keadaan anak-anak kembali  pada umumnya. Saya ingin apa yang ada didalam Alkitab, seluruh perkataan Tuhan bisa mengena pada hati setiap anak-anak. Seperti Firman tentang perumpamaan tentang anak yang hilang, bagaimana kondisi pada jaman itu,tokoh-tokohnya alur kejadiannya ingin saya realisasikan sebagai kartun yang bisa ditonton anak supaya nantinya tidak hanya untuk ditonton tetapi bisa tertanam didalam hati tiap anak dan menjadi pedoman hidup untuknya kelak. Supaya genaplah Firman Tuhan “Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut.” – Markus 9 : 42, saya sebagai orang percaya tidak ingin berlaku tidak baik kepada anak-anak, karena anak-anak membutuhkan bimbingan penuh tanpa kebohongan tanpa hal-hal yang menyesatkan supaya ia tumbuh menjadi anak yang berguna bagi orang lain dan hidupnya dipergunakan untuk memuliakan nama Tuhan.
Matius 18 : 10 mengatakan “Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.” Beranikah saya untuk memberi yang jelek-jelek kepada anak-anak? Tentu tidak. Karena jika sejak masa kanak-kanak ia diberi pengajaran yang jelek, ia akan tumbuh menjadi orang yang tidak baik. Tetapi jika sejak kecilnya diberi pengajaran yang baik, ia akan tumbuh menjadi pribadi yang baik. Tentu tidak ada satupun dari kita yang ingin anak-anak kita tumbuh menjadi pribadi yang jahat bukan?
Perjuangan saya tidak akan berhenti disitu. Saya juga akan tetap mengajarkan anak-anak saya nantinya juga dengan hal-hal baik seperti Firman Tuhan 2 Timotius 3 : 16 mengatakan “ Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.” Saya akan memperjuangkan keluarga saya tetap tumbuh di dalam kasih Tuhan. Keberhasilan ibu Eunike boleh kita contoh karena kesuksesan dalam mengantarkan keluarganya terutama anaknya yang diajarkan tentang kasih Tuhan sejak kecil sangat berharga untuk dijadikan pedoman pengajaran kita kepada anak-anak untuk jaman sekarang.
Langkah-langkah yang sudah saya tempuh saat ini sudah cukup mendukung saya untuk bisa melaksanakan misi saya. Saya sudah cukup lama mengajar sebagai guru Sekolah Minggu di kelas Batita dan ini membuat saya semakin dekat dengan anak-anak dan lebih mengenal anak-anak dan perkembangannya pada saat ini ditengah perkembangan jaman yang ada, tetapi jika di saat tertentu anak-anak ada yang bandel atau berlaku nakal saya tetap mengutamakan kasih Tuhan yang saya ajarkan supaya anak-anak tahu kasih Tuhan itu dinyatakan kedalam kehidupan mereka. Tidak hanya di Sekolah Minggu tetapi saya juga berkesempatan mengajar di kelas kerohanian PPA sebagai mentor, juga banyak lagi pelayanan yang saya lakukan untuk kemuliaan nama Tuhan. Walaupun progdi saya melenceng dari misi saya tapi saya yakin Tuhan menyediakan jalan bagi saya untuk kembali ke jalan yang mendukung misi saya. Saya sudah mendaftar di kelas kursus desain grafis dan ini kesempatan saya untuk bisa menjadi animator.
Akhir kata, ini bukanlah sekedar tugas agama tentang bagaimana visi misi saya setelah saya lulus dari perguruan tinggi dan menjadi pekerja biasa, tetapi ini sudah menjadi panggilan saya dari Tuhan untuk bisa menjadi anak Tuhan, kawan sekerja Tuhan dalam pelayanan memuliakan nama Tuhan.

2 Timotius 3 : 16
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”

Amin. Tuhan memberkati.

Meinar Heidin.

Postingan populer dari blog ini

DINAMIKA KETATANEGARAAN RI